Pengantar Ilmu Komunikasi
PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
PENGERTIAN KOMUNIKASI DAN UNSUR-UNSUR YANG TERLIBAT DI
DALAMNYA
Apa arti
sesungguhnya dari komunikasi itu sendiri? Secara garis besar yang dimaksud
dengan Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang
lain.
Dalam proses
penyampaian pesan tersebut, terdapat beberapa unsur di dalamnya, yaitu
sumber/komunikator/pengirim pesan, pesan yang dipertukarkan, saluran yang
digunakan untuk menyampaikan pesan, penerima pesan/komunikan, dampak/efek yang
diakibatkan karena adanya pertukaran pesan, umpan balik/respon yang diberikan
terhadap pesan yang diterima, serta gangguan/ noise yang mungkin muncul ketika
proses komunikasi berlangsung.
Bila
unsur-unsur tersebut menyatu dalam suatu kegiatan komunikasi, maka terbentuklah
suatu proses komunikasi yaitu serangkaian tindakan yang terjadi secara
berurutan dalam kurun waktu tertentu dan memiliki keterkaitan antara satu unsur
dengan unsur lainnya. Namun demikian, tidak setiap proses komunikasi melibatkan
semua unsur komunikasi. Tergantung pada konteks terjadinya komunikasi.
MODEL- MODEL KOMUNIKASI
Model
menurut Littlejohn adalah
representasi simbolis dari suatu benda, proses atau gagasan/ide. Model sering
digunakan untuk menggambarkan berbagai fenomena yang terjadi dalam berbagai
peristiwa dalam kehidupan manusia. Tidak terkecuali peristiwa komunikasi.
MODEL adalah Representasi suatu fenomena baik
nyata ataupun abstrak dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting dalam fenomenan
tersebut.
Dalam
peristiwa komunikasi model digunakan untuk melihat faktor-faktor atau
unsur-unsur yang terlibat dalam peristiwa komunikasi, struktur yang terjadi
dalam peristiwa komunikasi dan peran yang dimainkan oleh masing-masing unsur.
Fungsi Model
:
1. Melukiskan
Proses Komunikasi
2.
Menunjukan Hubungan Visual
3. Membantu
menemukan dan memperbaiki kemacetan komuni
Di dalam
ilmu komunikasi sendiri ada tiga urutan kelompok model, yaitu:
1). Model
dasar komunikasi, yang menggambarkan proses terjadinya peristiwa komunikasi,
yaitu menggambarkan tentang unsur-unsur apa saja yang terlibat dalam peristiwa
komunikasi dan bagaimana masing-masing unsur saling terkait membentuk suatu
proses komunikasi. Adapun yang termasuk model dasar komunikasi adalah model
komunikasi intra pribadi dan antar pribadi dari Barnlund; model komunikasi
linear dari Lasswell: model komunikasi sirkuler dari Osgood dan Schramm; model
komunikasi Gerbner; Model komunikasi Riley and Riley; model komunikasi Newcomb;
model komunikasi Shanon dan Weaver; model komunikasi DeFleur;
2). Model
pengaruh komunikasi, yaitu model yang menggambarkan bagaimana upaya komunikator
dalam mempengaruhi khalayak agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh
khalayak. Yang menjadi titik perhatian dari model ini adalah pihak
komunikator atau sumber penyampai pesan. Adapun termasuk dalam model pengaruh
komunikasi antara lain: model stimulus respon dari Dew Flerur; model pengaruh
psikkologis TV dari Comstock; model komunikasi dua tahap dari Katz dan
Lazarsfeld; model spiral kehening dari Noelle-Neumann;
3). Model
dampak komunikasi, dengan fokus utama pada dampak dari suatu peristiwa
komunikasi. Model ini menggambarkan bagaimana akibat atau dampak yang terjadi
pada diri khalayak setelah khalayak diterpa suatu pesan komunikasi. Dampak yang ditimbulkan bisa hanya
sekedar terbentuknya pengetahuan (kognitif) khalayak, bisa sikap (afektif)
khalayak, atau bahkan sampai terjadi perubahan perilaku ( konatif) pada diri
khalayak.
MODEL -
MODEL KOMUNIKASI diantaranya :
Model HAROLD
LASSWELL
Mengemukakan
tentang bentuk komunikasi yang mengandung unsur-unsur :
Who (Siapa),
Say What (Mengatakan Apa), In Which Channel (Menggunakan saluran apa), To Whom
(Untuk siapa), With What Effect (Dengan efek apa)
ini dikenal
model matematika komunikasi untuk menjawab pertanyaan "apa yang terjadi
pada informasi sejak saat dikirimkan hingga diterima?"
Mengasumsikan
bahwa dalam proses komunikasi, pesan yang dikirimkan = pesan yang diterima.
Model
komunikasi Shannon-Weaver
digambarkan
sebagai sebuah proses linier, searah, menyoroti problem penyampaian pesan
berdasarkan tingkat kecermatannya. Model ini terdiri dari lima fungsi yang
ditampilkan dan terdapat sebuah faktor disfungsi yaitu gangguan (noise).
Model Berlo
berdiri dari
empat elemen, yaitu sumber (source/S), pesan (message/M), saluran (channel/C)
dan penerima (receiver/R). Dari keempat komponen inilah model Berlo juga sering
disebut sebagai model SMCR.
Keunikan
Berlo adalah dalam mendefinisikan saluran komunikasi dengan kelima panca indera
manusia sebagai saluran komunikasi.
Kemudian, ia
juga memperluas elemen sumber dan penerima. Berlo meletakkan komponen-komponen
seperti ketrampilan komunikasi (communication skills), sikap (attitude),
knowledge (pengetahuan), sistem sosial (social system) dan budaya (culture).
Model
Schramm
menekankan
pada perilaku para pelaku utama dalam proses komunikasi.
Pada model
Schramm, tidak membedakan antara fungsi pada komunikator dan receiver.
Menggambarkan bagian-bagian itu sebagai sesuatu yang sama, menganggap keduanya
memiliki fungsi-fungsi yang sama, yaitu fungsi encoding, decoding dan
interpreting. Fungsi encoding sama dengan fungsi transmisi, sedangkan fungsi
decoding sama dengan fungsi receiving.
Pendekatan
dengan model sirkuler ini berbeda dengan model komunikasi linier yang
tradisional, yang secara jelas memisahkan peran pengirim dan penerima.
Sebaliknya, pada model ini pengirim dan penerima dapat bergantian memainkan
peran.
Model
konvergen,
pengertian
bersama disebut sebagai hasil akhir dalam proses komunikasi. Wujud lingkaran
juga mengandung pengertian bahwa betapapun banyaknya informasi yang saling
digunakan bersama oleh para peserta (dalam bentuk mengutarakan pendapat
masing-masing), namun mereka hanya dapat sampai saling berhampiran saja. Mereka
tidak akan pernah sepenuhnya memahami makna pihak lainnya. Bila ingin memahami
pihak lain secara sempurna, diperlukan pengalaman hidup yang mutlak sama. Dan
hal ini tentu saja mustahil.
Esensi
komunikasi dalam model
*
Model-model komunikasi memiliki perkembangan yang tidak bisa dilepaskan dari
sejarah perkembangan ilmu dan penelitian komunikasi.
*
Menggambarkan proses komunikasi secara beragam baik yang bersifat linier,
sirkuler ataupun interaksional dan konvergen.
*
Keberagaman model dan proses komunikasi di dalamnya memperlihatkan sifat
prosesual dan dinamisnya proses komunikasi.
INFORMASI
Informasi
merupakan suatu istilah yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Setiap
hari kita selalu bertukar informasi dengan keluarga kita, teman kita, maupuhn
relasi kerja kita. Pada saat tertentu kita berperan sebagai sumber informasi,
tetapi pada saat lain kita bisa berperan sebagi penerima informasi. Lalu,
apakah yang dimaksud dengan informasi tersebut?. Ada tiga kelompok pandangan
yang memberi definisi pada informasi, yaitu:
1. pandangan
yang mendefinisikan informasi sebagai fakta atau data.
Pandangan
ini menganggap informasi sebagai material yang bisa dipindahkan. Sebagai
contoh: di pintu ruang praktek seorang dokter tertulis informasi bahwa dokter praktek
setiap hari X pada jam Y, sehingga dengan adanya informasi tersebut para pasien
menjadi tahu bahwa dokter tersebut hanya praktek pada hari dan jam sebagaimana
tertulis di papan informasi. Dari contoh di atas terlihat bahwa kalimat “dokter
praktek setiap hari X pada jam Y ” menjadi informasi yang sifatnya material.
Penekanan dari contoh di atas lebih ke pada proses pendistribusian informasi.
2. pandangan
yang mendefinisikan informasi sebagai makna data
pandangan
ini mendefinisikan informasi sebagai arti atau maksud dari sesuatu data. Dalam
hal ini, masing-masing orang bisa memiliki penafsiran yang berbeda tentang arti
atau maksud suatu data. Penafsiran terhadap suatu data dipengaruhi oleh tingkat
pengetahuan seseorang terhadap data, latar belakang disiplin ilmu dan latar
belakang budaya.
Sebagi
contoh:
Asep
mengajak Ujang dan Joko untuk makan di rumahnya, Ujang menjawab atos makan.
Karena Asep dan Ujang orang Sunda maka Asep tahu makan dari atos adalah sudah
makan. Namun sebaliknya Joko yang orang Jawa memaknai istilah atos sebagai
gambaran sesuatu yang keras, maka Joko cukup kaget mendengar ucapan Ujang.
Dari contoh
di atas tampak bahwa “atos” menjadi informasi yang yang lebih menekankan pada
makna dari informasi tersebut. dalam hal ini, “atos” dimaknai berbeda oleh
individu-individu yang terlibat dalam percakapan.
3. pandangan
yang mendefinisikan informasi sebagai sesuatu yang digunakan untuk mengurangi
ketidak pastian, untuk itu perlu diberi alternatif pilihan informasi. Sebagai
contoh: Issu adanya lemak babi pada salah satu produk makanan favorit Amir
membuat Amir cukup gelisah karena selama ini dia selalu mengkonsumsi makanan
tersebut. Namun, setelah pihak perusahaan makanan yang bersangkutan, pihak MUI
dan pihak-pihak yang berkompeten dengan kasus tersebut memberikan informasi
bahwa produk makanan tersebut bebas dari lemak babi maka Amir menjadi lega.
Ilustrasi di
atas menggambarkan peran informasi sebagai sesuatu yang bermanfaat untuk
mengatasi ketidak pastian. Kebingungan Amir teratasi dengan adanya informasi
dari berbagai sumber.
2). Suatu
informasi sebagai makna data
Penggunaan
Informasi untuk menunjukkan makna data, Setiap orang dapat berbeda dalam
menafsirkan sesuatu. Banyak hal yang mempengaruhi diantaranya tingkat
pengetahuan, latar belakang disiplin ilmu seseorang, nilai budaya.
Contoh :
Seseorang
yang mempunyai banyak pengetahuan terhadap sesuatu objek, semakin besar
kemungkinannya memperoleh informasi dari objek (data) tersebut, Misalnya Seseorang
yang tidak mengerti statistik , tabel-tabel angka dalam sebuah buku mungkin
hanya dianggap sebagai penghias halaman dan memusingkan. Tetapi bagi ahli
statistik, table itu mengandung banyak sekali informasi bahkan termasuk
informasi yang belum ditulis dalam bentuk kalimat dalam buku tersebut.
Contoh
lainnya berkaitan dengan nilai budaya:
Kata “Dahar”
dalam bahasa sunda mengandung arti Makan dan merupakan Kata yang sangat kasar
untuk digunakan, sedangkan dalam bahasa jawa kata Dahar mengandung arti Makan,
dan merupakan kata yang sangat halus untuk digunakan.
3). Suatu
Informasi sebagai sesuatu yang digunakan untuk mengurangi ketidakpastian
Suatu
Informasi sebagai sesuatu yang digunakan untuk mengurangi ketidakpastian yang
dapat diukur dengan cara mereduksikan sejumlah alternative pilihan yang
tersedia.
Contoh :
Wulan adalah
seorang gadis yang sangat terbiasa menggunakan Make up dan menggunakan salah
satu produk kosmetik yang sangat dia percaya Namun, Beberapa hari kemudian
terdengar Issu adanya beberapa Kosmetik yang mengandung bahan berbahaya dan zat
warna yang dilarang digunakan dalam kosmetik. Saat itu timbul rasa gelisah,
bingung namun Setelah, adanya pengumuman bahwa ada daftar kosmetik yang ditarik
dari peredaran oleh BPOM dan salah satunya adalah Produk kosmetik yang biasa
digunakan olehnya, barulah Wulan percaya bahwa memang produk yang dia pakai
sangat berbahaya.Penggunaan bahan tersebut dalam sediaan kosmetik dapat
membahayakan kesehatan dan dilarang digunakan seperti tercantum dalam Peraturan
Menteri Kesehatan RI No.445/MENKES/PER/V/1998 tentang Bahan, Zat Warna,
Substratum, Zat Pengawet dan Tabir Surya dalam Kosmetik dan Keputusan Kepala
BPOM No.HK.00.05.4.1745 tentang Kosmetik.
KOMUNIKASI NON-VERBAL
Komunikasi
non verbal merupakan salah satu
bentuk komunikasi, yang pada umumnya digunakan untuk memperkuat ata memperjelas
pesan-pesan verbal. Sebagai contoh: Tuti meyampaikan informasi kepada Ana,
sahabatnya, bahwa dia telah putus dengan pacarnya, selama menyampaikan
informasi tersebut air mata tuti selalu teruari, sehingga Ana tahu bahwa tuti
sangat sedih atas kondisinya saat ini. Airmata yang dikeluarkan Tuti merupakan
bentuk komunikasi nonverbal yag mengindikasikan bahwa dia sangat sedih.
Dari
ilustrasi di atas tampak bahwa komunikasi non verbal tidak bisa dipisahkan dari
setiap kegiatan komunikasi yang kita lakukan. salah satu bentuk kegiatan
komunikasi, komunikasi non verbal memiliki ciri:
1. selalu
ada dalam kehidupan nyata sehari-hari. Artinya bahwa setiap gerak kehidupan
kita selalu didiringi dengan kegiatan komunikasi non verbal. ekspresi wajah
kita, gaya bicara kirta, gerakan tangan dan kaki kita semuanya menggambarkan
kegiatan komunikasi non verbal.
2. tidak
mungkin tidak kita komunikasin. Hal tersebut menunjukkan bahwa direncanakan
atau tidak, disengaja atau tidak komunikasi non verbal selalu kita
komunikasikan.
3. terikat
oleh budaya. Artinya bahwa komunikasi non verbal dipengaruhi oleh budaya dari
masing-masing orang yang melakukan kegiatan komunikasi. Hal tersebut
menyebabkan terjadinya perbedaan makna antara satu orang dengan orang lain yang
memiliki latar belakang berbeda terhadap suatu perilaku non verbal. sebagai
contoh anggukan kepala bagi orang Indonesia diartikan sebagai tanda setuju,
sedangkan angguukan kepala pada orang jepang diartikan sebagai tanda
penghormatan.
4. dapat
mengungkapkan perasaan dan sikap seseorang. Hal ini menunjukkan bahwa
komunikasi non verbal bisa mewakili seseorang dalam mengekspresikan apa yang
ada dalam hatinya yang mungkin tidak terungkap melalui pesan verbal. misalnya
kita sedang marah dengan teman kita, namun kita tidak berani mengatakannya
hanya raut muka kita yang tampak cemberut.
5.
memodifikasi pesan verbal. dalam hal ini komunikasi nverbal diartikan sebagai
penguat atau pelengkap komunikasi. Misalnya kita berkata pada anak kita “ Ibu
marah sekali melhat perilakumu seperti itu” ketika kita mengatakan hal tersebut
diiringi intonasi yang keras, sehingga anak kita tahu bahwa ibunya benar-benar
sedang masrah
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
Dalam
aktivitas komunikasi kita sehari-hari tanpa disadari sering kita melakukan
kegiatan komunikasi antar pribadi. Percakapan kita dengan orang tua mengenai
mahalnya beaya kuliah; percakapan kita dengan teman kuliha mengenai sulitnya
memahami materi perkuliahan dan sebagainya merupakan contoh-contoh dari
kegiatan komunikasi antar pribadi yang kita lakukan. Namun, meskipun hampir
setiap hari kita melakukan komunikasi antar pribadi apakah kita tahu bahwa
komunikasi antar pribadi yang kita lakukan berjalan dengan efektif?. Sebagai
contoh: Amir mengeluh kepada teman kuliahnya tentang sulitnya membagi waktu
antara kuliah dengan bekarja, ternyata teman kuliah Amir malah menanggapi
dengan menceriterakan kesuksesan dia di tempat kerja maupun dalam menjalankan
proses perkuliahan. Mendengar tanggapan dari temannya spontan Amir menghentikan
ceriteranya dan segera mengakhiri percakapan dengan temannya tersebut. Contoh
di atas menunjukkan bahwa komunikasi antar pribadi yang Amir lakukan tidak
berjalan secara efektif. Lalu bagaimanakah agar komunikasi antar pribadi yang
kita lakukan dapat berjalan secara efektif
Dalam modul
5 dijelaskan bahwa ada banyak sifat yang diperlukan untuk mencapai efektivitas
komunikasi antar pribadi. Menurut perspektif humanistik efektifitas
komunikasi dapat tercapai bila di antara orang-orang yang telibat dalam
komunikasi antara pribadi memiliki sifat:
1.
keterbukaan, yaitu mau membuka diri pada teman bicara mengenai pikiran dan
gagasan kita serta mau menanggapi pendapat orang lain
2. empati,
yaitu mau memahami apa yang dirasakan orang lain sehingga seolah-olah kita
berada pada posisi orang tersebut
3. perilaku
suportif, yaiktu mau menerima masukan dari orang lain dan tidak bertahan pada
pendirian
4. perilaku
positif, yaitu menilai diri sendiri maupun teman bicara secara positif.
5. kesamaan,
yaitu adanya pengalaman yang sama di antara orang-orang yang terlibat dalam
percakapan serta adanya kesamaan kedudukan dalam berkomunikasi artinya tidak
ada pendominasian percakapan dalam komunikasi tersebut.
Sedangkan perspektif
pragmatis menganggap komunikasi antar
pribadi dapat berjalan secara efektif bila orang-orang yang terlibat dalam
kegiatan komunikasi memiliki sifat:
1. yakin,
yaitu tidak adanya rasa gelisah, malu atau gugup ketika berbicara dengan orang
lain
2.
kebersamaan, yaitu memperhatikan apa yang dibicarakan teman bicara dan bisa
merasakan apa yang ia rasakan
3. manajemen
interaksi, yaitu bisa mengontrol dan menjaga interaksi dengan teman bicara agar
tercapai kepuasan dari kedua belah pihak yang terlibat dalam kegiatan
komunikasi
4. perilaku
ekspresif, yaitu melibatkan diri secara sungguh-sungguh dalam berinteraksi
dengan teman bicara.
5. orientasi
pada orang lain, yaitu memperhatikan kepetingan teman bicarta dan tidak
mengutamakan kepentingan diri sendiri.
Dari dua
pandangan di atas dapat disarikan bahwa untuk mecapai efektifitas komunikasi
interaktif adalah adanya sifat keterbukaan dari diri kita sendiri dan kita siap
menerima, memahami dan merasakan apa yang dirasakan oleh teman bicara. Bila
sifat tersebut telah kita miliki niscaya komunikasi interpersonal yang kita
lakukan dapat berjalan secara efektif.
Ragam dan Tingkatan Efek Komunikasi
Untuk
mengetahui secara umum efek apa saja yang dihasilkan dari suatu program
komunikasi dapata dirinci dalam beberapa tahapan berikut:
Secara umum efek
dari komunikasi termasuk yang menggunakan media massa meliputi tiga aspek:
kognitif, afektif, dan konatif.
1) Efek
kognitif terjadi
pada tingkat pengetahuan; jika khalayak telah menerima suatu pesan, maka mereka
menjadi tahu mengenai apa yang disampaikan kepadanya. Inilah efek komunikasi
yang paling dasar; dan hampir dapat dipastikan bahwa komunikasi selalu
menghasilkan efek kognisi sesuai tingkat intelektualitas para penerimanya.
2) Efek
afektif terjadi
pada tingkat perasaan. Lazimnya, efek ini terjadi setelah efek kognisi. Setelah
khalayak paham mengenai apa yang terkandung dalam pesan yang diterimanya, akan
muncul dalam diri mereka perasaan tertentu, misalnya rasa suka atau tidak suka,
terhadap isi pesan tersebut. Efek ini antara lain tergantung dari isi dan
susunan pesan yang mereka terima.
3) Efek
konatif atau
psikomotorik terjadi pada tingkat tingkah laku. Sesudah khalayak tahu dan
menetapkan perasaan tertentu terhadap objek yang dibicarakan, maka mereka akan
melakukan tindakan tertentu. Banyak faktor yang ikut mendukung atau menghambat
terjadinya efek psikomotorik ini, baik faktor fisik (material) maupun non-fisik
(immaterial).
Sebagai
ilustrasi, jika khalayak telah menerima pesan pentingnya imunisasi folio untuk
para balita, maka setidaknya mereka akan menyadari (efek kognisi) akan
pentingnya imunisasi folio. Bagi kalangan awam, pengetahuan tentang imunisasi
folio mungkin hanya sebatas pencegahan penyakit folio secara fisik. Tetapi bagi
yang pengalamannya lebih luas, pesan imunisasi folio itu juga bisa dikembangkan
untuk mencegah penurunan kecerdasan otak si anak; menghindari beban ekonomi dan
sosial keluarga dan si anak; dan yang paling penting untuk menghindari
terjadinya generasi yang invalid.
Jika isi dan
susunan pesannya sanggup menarik minat khalayak, maka akan timbul efek afektif.
Khalayak akan menyimpulkan bahwa imunisasi itu penting. Karenanya akan timbul
sikap setuju dalam diri mereka terhadap imunisasi folio. Namun bagaimana
khalayak akan melaksanakan imunisasi para balitanya? Hal ini antara lain
tergantung pada situasi dan kondisi yang mendukung ke arah tindakan itu. Karena
kegiatan ini merupakan program pemerintah yang tak memerlukan biaya dari
masyarakat (gratis) maka hampir semua orang tua yang memiliki balita
mengimunisasi balitanya. Seandainya mesti bayar, besar kemungkinan hanya
sebagian kecil orang tua yang mengimunisasi balitanya.
Prinsip Homophily dalam Kegiatan Komunikasi Antar
Budaya
Amir adalah
seorang penyuluh keluarga berencana yang berasal dari pulau Sumatera. Amir
ditugaskan oleh kantornya untuk melakukan kegiatan penyuluhan keluarga berncana
pada masyarakat pedesaan di wilayah Jawa. Sebagai orang Sumatera, Amir terbiasa
berbicara secara terus terang, tanpa basa-basi disertai dengan intonasi suara
yang cukup keras. Hal tersebut sudah lazim dilakukan oleh masyarakat Sumatera
dan tidak dianggap sebagai sesuatu hal yang tabu. Namun ternyata ketika Amir
melakukan penyuluhan pada masyarakat diwilayah Jawa, Amir menemui banyak
kendala. Masyarakat di mana Amir melakukan penyuluhan menolak kedatangan Amir
dan tidak mau mengikuti penyuluhan yang diselenggarakan Amir. Menurut informasi
yang diperoleh, masyarakat tersebut tidak menyukai gaya bicara Amir yang dirasa
kurang halus dan terlalu terus terang.
Dari
ilustrasi di atas tampak bahwa latar belakang budaya sangat berperan dalam
menentukan keberhasilan suatu kegiatan komunikasi. Untuk itu penting kiranya
bagi para pelaku komunikasi untuk memahami komunikasi Antar Budaya agar tidak
terjadi konflik dan kesalahpahaman di antara pihak-pihak yang terlibat dalam
kegiatan komunikasi. Langkah yang bisa diambil untuk memecahkan masalah yang
muncul sebagai akibat perbedaan latar belakang budaya pada orang-orang yang
terlibat dalam kegiatan komunikasi adalah dengan menggunakan prinsip homophily.
Karena
dengan menerapkan prinsip homophily akan dapat menciptakan suasana akrab di
antara sumber dan khalayak. Bila bahasan tentang prinsip homophily ini kita
kaitkan dengan contoh ilustrasi di atas, maka sebaiknya sebelum Amir melakukan
kegiatan penyuluhan, Amir terlebih dahulu belajar bahasa jawa, berlatih
berbicara halus dan berlatih hal-hal yang menjadi adat dan kebiasaan orang
Jawa. Dengan demikian ketika Amir memulai kegiatan penyuluhannya tersebut, Amir
telah memahami dan bisa menerapkannya dalam keiatan penyuluhan yang
dilakukannya
Namun,
apabila kita tetap tidak bisa menyesuaikan diri dengan adat budaya setempat
meskipun kita telah berusaha untuk mempelajarinya, maka prinsip homophily juga
bisa digunakan dengan cara melibatkan pemuka pendapat atau tokoh masyarakat
setempat untuk menyampaikan pesan-pesan yang kita buat. Dalam hal ini pemuka
pendapat berperan sebagai komunikator (penyampai pesan).
NOTE :
PENGARUH
BUDAYA DLM KOMUNIKASI
* Perbedaan
Budaya akan mempengaruhi keefektifan dlm berkomunikasi
* Perbedaan
Bahasa dapat pula mempengaruhi keefektifan komunikasi
PERAN BAHASA
DLM KOMUNIKASI
Bahasa
menurut Collins Cobuild adalah suatu sistem komunikasi yg terdiri dari
seperangkat bunyi & lambang tertulis yg digunakan oleh orang-orang pada
suatu negara atau wilayah tertentu untuk berbicara dan menulis
Bahasa
adalah :
* Sistem
lambang/tanda berupa macam-macam bunyi dipakai orang utk melahirkan
pikiran/perasaan
*
Perkataan-perkataan yg dipakai oleh suatu bangsa
*
Percakapan, perkataan yg baik, sopan, tingkah laku yg baik (Purwadarminta)
Fungsi
Bicara dalam Kehidupan
1. Sebagai
alat melahirkan berbagai perasaan
Contoh :
Ungkapan kasih sayang,rasa kagum, heran,senang dsb.
2. Sebagai alat
komunikasi; memperlancar pergaulan,melahirkan gagasan, ide, kreatifitas,
menambah pengetahuan dsb.
FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI KELANCARAN/HAMBATAN BERKOMUNIKASI :
*
Pengetahuan
* Pengalaman
*
Intelegensi
*
Kepribadian
* Budaya
* Biologis
* kelainan
mulut, gagap, cadel
MACAM-MACAM
BERBICARA
Dari segi
Jarak; bicara langsung (face to face) dan tidak langsung
Dari segi
sarana; Bicara melalui surat, tlp, radio, TV, E-Mail/Internet
Dari segi
Tujuan; Bicara dlm seminar, raker, kampanye
Dari segi
kedinasan; bicara soal kedinasan,
Dari segi
bahasa; Tinggi rendahnya nada suara
Dari lawan
bicara; satu lawan satu, satu lawan Kelompok
Dari segi
hirarchi; atasan dengan bawahan, bawahan dengan bawahan
Dari segi
pertumbuhan; sesuai perkembangan
CIRI-CIRI
KOMUNAKSI TDK EFEKTIF
Bertele-tele
Malu-malu
Marah-marah
Maksud yg
disampaikan tdk jelas
Tersembunyi
maksud pesan
Non verbal
Satu arah
Tidak
responsive
Tidak
nyambung
Tidak
terbuka
TEKNIK
BERKOMUNIKASI YG EFEKTIF
* Mendengar
dengan aktif
* Trampil
dalam berbicara
* Gaya
bicara
* Penampilan
yang menarik; Pakaian, Pandangan Mata, raut muka, sikap badan, suara, tulisan,
senyum, jabatan tangan, ingat nama, tulus.
Menciptakan
Hubungan Baik
*
Menggunakan diskripsi/gambaran
*
Berorientasi pada pemecahan masalah
* Spontanitas,
jujur
* Empaty
*
Meningkatkan komunikasi
Post a Comment